tag:blogger.com,1999:blog-45926152079299234262024-03-19T10:32:29.632+07:00SMP NEGERI 1 TALANGthe best choice for your schoolSMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-7699458212971810042015-04-08T22:23:00.000+07:002015-04-08T22:23:57.886+07:00PEMBUATAN BIOPORI BERSAMA TNI <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQwKETejsVCXcScELYxHV3im7KZZJdyPQwdtUF2I66fEtqhEB8mN2Q_8ENPiF24fnNWevvsnLncIJqWJCQdcg9kLBKwN1Y_KaxeS8gRd7ebegQl-KWYXj5iiE1FGzvjoDrTFbT-Bpti14/s1600/DSC04945.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQwKETejsVCXcScELYxHV3im7KZZJdyPQwdtUF2I66fEtqhEB8mN2Q_8ENPiF24fnNWevvsnLncIJqWJCQdcg9kLBKwN1Y_KaxeS8gRd7ebegQl-KWYXj5iiE1FGzvjoDrTFbT-Bpti14/s320/DSC04945.JPG" /></a></div>SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-1654802837170508692015-03-28T09:26:00.000+07:002015-03-28T09:26:06.769+07:00 PENGHARGAAN SEKOLAH ADIWIYATA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCUjkMr08AYsJiwkD1ckstUo_bK12hCP0jfOIQOFstMJA0Ukvtjw6Ta4-p6_bCmlTbwFtpF6GTHQqq3fq2obD806HOFBHBifiXlOzF28OpQ7-rKb0xa_F3ZVShbZBmWDUYjI3F8myVh9Q/s1600/IMG_4033.JPG" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCUjkMr08AYsJiwkD1ckstUo_bK12hCP0jfOIQOFstMJA0Ukvtjw6Ta4-p6_bCmlTbwFtpF6GTHQqq3fq2obD806HOFBHBifiXlOzF28OpQ7-rKb0xa_F3ZVShbZBmWDUYjI3F8myVh9Q/s320/IMG_4033.JPG" /></a>SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-39523212759967643652010-09-08T16:39:00.001+07:002010-09-08T16:39:50.786+07:00SELAMAT LEBARANSeluruh Keluarga Besar SMP NEGERI 1 TALANG mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Minal 'Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.<br />Selamat Hari Raya....<br />Selamat Hari Lebaran....SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-84123739427040365642010-08-28T10:44:00.002+07:002010-08-28T11:34:03.588+07:00CERPEN "KETUPAT LEBARAN"<div style="text-align: justify;">Oleh: Lumaksono<br /><br /><br /> “Apa? Dibuang? Jangan, jangan kau buang!”<br />Tetapi gerakan istriku tak tercegah, dengan cekatan dan pasti, tangannya mulai memindahkan ketupat yang tergantung di dapur ke dalam tas plastik hitam. Kata-kataku tak lagi digubrisnya. Dengan menahan nafas dan wajah yang dijauhkan untuk menghindarkan hidungnya dari isi bungkusan, ia ikat kuat-kuat kedua ujungnya. Terlihat raut mukanya yang jengkel. Sambil memastikan kalau ikatannya telah kuat dan tak mungkin menebarkan lagi bau menyengat, ia tenteng tas plastik yang kelihatan berat itu ke luar rumah.<br /><br />“Tolong jangan dibuang!” sekali lagi aku memohon. Bahkan kali ini dengan suara yang aku buat sememelas mungkin. Aku masih berharap agar istriku tak membuangnya. Aku kerahkan segala kemampuan, termasuk merayunya dengan pandangan mataku yang menghujam ke bola matanya. Seperti dulu ketika aku meluluhkan hatinya untuk menerima cintaku.<br /><br />Tetapi kali ini agaknya segala usahaku tak membuahkan hasil. Bahkan istriku sepertinya sengaja tak mau menatap mataku. Dengan masih berpaling ia menjawab, “Apa sih enaknya ketupat? Sampai kau tak lagi kasihan kepadaku? Kepalaku pusing tiap mencium baunya! Bahkan hanya dengan melihatnya perutku langsung mual!”<br /><br />“Mana mungkin bau! Bukankah ketupat itu masih baru?”<br /><br />“Bukan bau busuk, tetapi aroma ketupat ini yang membuatku pusing!” istriku berkata dengan nada marah.<br /><br />Tak lagi mempedulikan aku, ia langsung bawa bungkusan itu ke tempat sampah di balik pagar depan rumah. Seakan tak mau lagi berlama-lama dekat dengan bungkusan ketupat itu, ia lemparkan saja dari kejauhan. Suaranya berdebum menimpa tumpukan sampah yang telah lebih dulu ada. Sementara aku hanya bisa menelan ludah, hilang sudah harapanku untuk menikmati ketupat sepuasnya, padahal baru sekali aku menikmatinya, pagi tadi usai sholat Ied.<br /><br />Entah apa yang terjadi dengan istriku kali ini hingga ia bersikap demikian. Aku tahu kalau selama ini ia memang tak suka dengan ketupat, tetapi selama lima tahun aku hidup bersama, belum pernah aku melihat ia begitu benci dengan jenis makanan yang satu ini. Makanan yang menjadi kesukaanku setiap lebaran tiba. Bagiku tidak pantas disebut lebaran jika tanpa ketupat. Oleh sebab itulah, sebagai tanda cintanya kepadaku, walaupun ia tak pernah menyentuhnya, istriku tetap menyediakan ketupat saat lebaran. Meskipun itu hasil membeli. Hanya sekali ia pernah membuatnya khusus untukku, di tahun pertama pernikahan kami.<br /><br />Walaupun belum dikaruniai anak setelah lima tahun lebih menikah, kehidupan kami baik-baik saja. Ia begitu pengertian, selalu berusaha memenuhi segala yang menjadi kesukaanku. Ia juga tidak banyak menuntut. Tak pernah ia meminta yang macam-macam. Baru kali ini aku melihat istriku marah. Sampai aku tak tahu harus berbuat apa.<br /><br />Aku pandangi makanan kesukanku yang teronggok di tempat sampah. Terbersit rasa di hati untuk mengambilnya kembali. Aku tak dapat menerima tindakan istriku yang membuang makanan seenaknya. Apalagi itu adalah makanan kesukaanku. Bukankah untuk menghilangkan aromanya cukup dengan membungkusnya rapat-rapat? Bukankah ada tindakan yang lebih baik daripada harus membuangnya? Apa ia tak tahu bahwa diluar sana masih banyak orang yang harus mempertaruhkan nyawa dan kehormatan hanya demi sesuap nasi? Apa ia tak tahu bahwa dengan membuang makanan berarti telah melukai perasaan mereka? Makanan seperti ini tentu sangat berarti bagi mereka!<br /><br />Kulihat istriku telah menghilang ke dalam rumah. Segera saja aku bersijingkat ke luar pagar mendekati tempat sampah. Sebelum beraksi, aku pastikan dulu bahwa keadaan benar-benar aman. Tak ada satu pun orang yang melihat. Untunglah, keadaan kompleks perumahan kami memang sepi saat lebaran seperti ini. Sebagian besar warga pulang kampong ke daerah asal masing-masing. Yang lain menghabiskan lebaran di hari pertama dengan mengunjungi orang tua dan sanak saudara mereka, dan biasanya sore hari baru mereka kembali. Aku sendiri tidak betah berlama-lama di rumah orang tua atau pun saudara. <br /><br />Ternyata, segala sesuatunya tak semudah yang aku bayangkan. Setelah ketupat aku ambil lagi, aku dihadapkan pada satu pertanyaan, dimana aku akan menyimpannya? Di tempatnya semula jelas tidaklah mungkin karena istriku pasti akan segera tahu. Kalau harus disembunyikan, dimana? Dalam kebingunganku, aku mencoba untuk mereka-reka apa penyebab istriku begitu benci pada ketupat ini padahal biasanya tidak demikian.<br /><br />Apakah benar ia tidak tahan dengan baunya? Atau ia cemburu terhadap orang yang memberi ketupat ini? Cemburu kepada Herningsih, muridku yang baru kelas dua SMP? Tetapi rasanya tidak. Istriku bukanlah tipe pencemburu. Ataukah mungkin ia mencurigai kalau ketupat itu adalah bentuk suap, agar aku memberikan nilai yang tinggi? Dan istriku tak ingin aku makan suap? <br /><br />Mengenai dugaanku ini, istriku memang tak mengatakannya secara langsung, ia hanya menyindir saat muridku itu mengantarkan ketupat dengan opor ayamnya. “Kira-kira kalau kau tidak lagi menjadi gurunya, ia akan tetap mengirim makanan kesukaanmu atau tidak, ya?” begitu katanya.<br /><br />Aku masih berdiri dekat pintu samping dengan menenteng tas plastik warna hitam yang berisi ketupat. Belum juga kutemukan jalan pasti hendak dikemanakan ketupat ini. Namun, secara perlahan, langkah kakiku membawaku ke gudang, ruangan yang jarang sekali disambangi istriku. Pikirku, pasti aman kalau kusimpan di situ, ia tak akan tahu. Sehingga aku pasti masih bisa menikmatinya nanti.<br /><br />Tetapi, bukankah di gudang banyak tikusnya? Sering aku melihat tikus mondar-mandir keluar masuk gudang, kotoran mereka pun sering aku jumpai menumpuk di sudut. Tentu ketupat ini akan dijadikan pesta bagi bangsa pengerat itu. Tidak! Aku tak mau ketupat kesukaanku dijadikan sebagai ajang pesta pora si tikus binatang menjijikan. Kalau di tempat sampah tadi aku tak rela berbagi dengan anjing kurap atau kucing liar yang sering mengacak-acak tong sampah, maka aku lebih tak suka kalau ketupatku dimakan oleh tikus. Aku sama sekali tak mau mereka makan makanan yang sama denganku.<br /><br />“Apa yang kau bawa, Pak?” suara istriku mengejutkanku. Mungkin jika aku bisa melihat wajahku sendiri, pastilah terlihat pucat karena tiba-tiba saja aliran darahku seakan terhenti. Sehingga aku tak bisa cepat menjawab. Sampai istriku bertanya lagi, “Kau ambil lagi ketupat itu?!”<br /><br />“E..iya!” aku tak bisa berbohong. Padahal untuk memuluskan niatku, bisa saja aku berkata yang lain. Bisa saja aku katakan kalau ini a, b, atau c, selain jawaban ya! Sayangnya, itu semua bukanlah kebiasaanku. Selama ini aku usahakan tak berkata bohong, terutama kepada istriku, sebab sekali berbohong maka akan butuh kebohongan selanjutnya untuk terus menutupi kebohongan yang pertama.<br /><br />“Lalu akan kau taruh di dapur lagi, agar aku pusing dan mual terus muntah-muntah mencium baunya, apa seperti itu maumu, Pak?” istriku berkata sewot.<br /><br />“Tentu saja tidak! Aku hanya merasa sayang jika makanan yang masih bisa dimakan harus dibuang di tempat sampah menjadi makanan anjing dan kucing liar atau pun tikus! Sementara di luar sana banyak orang yang tak bisa makan!”<br /><br />“Ah, alasan!”<br /><br />“Aku memang mau mencicipinya sedikit lagi, selanjutnya ketupat ini akan kuberikan saja kepada orang yang mau! Bagaimana?”<br /><br />“Cepatlah kau enyahkan ketupat sialan itu!”<br /><br />Mendapat jawaban yang tak kusangka-sangka seperti ini, segera saja bungkusan ketupat itu aku bawa keluar lagi. Aku sama sekali tak ingin terjadi pertengkaran hanya gara-gara ketupat. Apalagi sekarang adalah hari lebaran. Aku mulai dihadapkan pada situasi sulit kembali, akan kuberikan siapa? Diberikan kepada tetangga, rasanya tak mungkin. Mereka rata-rata orang berpunya, mereka sama sekali tak kekurangan makan. Aku ingin memberikanya kepada yang betul-betul membutuhkan, sesuai tujuan semula. Atau kuberikan saja kepada pengemis yang datang. Tetapi, mana ada pengemis di hari lebaran? Harus menunggu berapa lama?<br /><br />Lama aku biarkan ketupat tetap teronggok begitu saja. Belum kutemukan jalan keluar yang baik. Bahkan kini muncul pikiran untuk tetap membiarkan ketupat begitu saja, siapa tahu pusing istriku sudah berangsur hilang. Sehingga aku punya harapan untuk menikmati ketupat lebih banyak lagi, paling tidak hingga dua hari, seperti tahun-tahun berselang.<br /><br />Takut keburu malam, akhirnya aku ambil sepeda motor dan kubawa bungkusan ketupat itu ke jembatan di sebelah barat kompleks perumahan kami. Akan aku berikan kepada tuna wisma yang sering kulihat ada di bawah jembatan itu. Tentu mereka akan senang menerimanya. Biar mereka merasakan berlebaran dengan makan ketupat. Mudah-mudahan saja mereka masih ada, tidak ikut mudik atau pergi ke mana pun. Kalau tidak, akan aku hanyutkan saja di sungai biar terbawa sampai ke laut. Aku lebih rela ketupat itu dimakan ikan-ikan daripada tikus dan anjing liar.<br /><br />Sesampai di sana, aku dibuat tercengang! Bagaimana tidak, ternyata dari atas jembatan tempatku berdiri, terlihat mereka sedang menikmati ketupat! Makanan yang sama dengan makanan yang akan aku berikan, bahkan terlihat lebih enak ketupat mereka daripada ketupat yang aku bawa. Terlihat dari cara mereka melahapnya, terlihat dari keceriaan mereka.<br /><br />Hatiku seperti tertohok menyaksikan hal ini. Walaupun mereka berpakaian kumal, walaupun badan mereka terlihat dekil, tetapi mereka dapat menikmati makanannya dengan sempurna. Seorang ayah, ibu dan dua orang anaknya yang masih kecil. Sesekali kulihat canda mereka, tawa renyah anak-anak mereka di sela-sela mengunyah makanan. Walaupun alas makanku lebih mahal dan bagus daripada yang mereka gunakan, tetapi jelas kalau kenikmatan yang dihasilkan lebih mereka rasakan.<br /><br />Kini aku merasa kalau aku tak lebih baik dari mereka. Bahkan aku merasa yang perlu dikasihani bukannya mereka melainkan diriku. Mereka lebih berpunya daripada aku. Mereka punya kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan.<br /><br />Tak ingin berlama-lama menyaksikan kebahagiaan mereka yang hanya menerbitkan cemburu hatiku melihat anak-anak mereka bercanda, aku putuskan untuk membuang ketupatku saja. Segera aku jatuhkan, dan “byurr!” Bersamaan dengan itu, mereka serentak menoleh ke arah bungkusan dan ke arahku secara bergantian. Kulihat sorot mata mereka memancarkan harapan, dan wajahnya menyiratkan bahagia. Tetapi, bungkusanku tak terbawa arus! Ada semacam tali yang menahannya terbentang di permukaan air dari tepi ke tepi.<br /><br />Cepat-cepat aku berlalu. tak kuhiraukan lagi bungkusan ketupatku. Aku tak mau tahu lagi apa yang terjadi dengannya. Matahari sore mengantarkan aku kembali. Sinarnya yang lembut kemerahan tampak indah menyentuh pucuk-pucuk daun.<br /><br />Setiba di rumah aku disambut “oek-oek” istriku seperti muntah. Seketika perasaanku tak menentu. Antara kecewa karena tak bisa menikmati ketupat dan kasihan melihat kenyataan bahwa istriku tak main-main dengan pusing dan mual-mualnya. Kulihat istriku sedang membungkuk di kamar mandi berusaha mengeluarkan sesuatu lewat mulutnya. Tetapi semakin dikeluarkan dengan keras, semakin sulit saja rupanya. Yang tampak keluar hanya air ludah dan suaranya saja yang kian keras.<br /><br />Segera saja timbul harapan di dada. Aku ingat cerita orang-orang tentang bagaimana keadaan perempuan yang tengah hamil muda. Aku ingat bahwa ramadhan ini istriku berpuasa sebulan penuh, tak seperti biasanya. Jadi, biarlah ketupatku hilang karena telah tergantikan oleh sesuatu yang aku nantikan selama lima tahun.<br /><br /><br /><br /> Tegal, September 2008<br />(dimuat di SINDO, 14 Sept. 08 dengan judul KETUPAT)</div>SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-68786661401558527092010-08-16T11:37:00.003+07:002010-08-16T11:44:34.529+07:00HARI MERDEKA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp5qS7ZQhrGjVtXPrY58r0ZMjuJyyB1vtDzY7NWHb_pyzdCo8IS3BVtLSRubIk7k31dSB1fujTi9eOlCm8Jd6w7filXpQj6BDmOFNoumydGgGH613kXTmc5kCbXuru3-8RcJlMMnoLlag/s1600/proklamasi.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 265px; height: 190px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp5qS7ZQhrGjVtXPrY58r0ZMjuJyyB1vtDzY7NWHb_pyzdCo8IS3BVtLSRubIk7k31dSB1fujTi9eOlCm8Jd6w7filXpQj6BDmOFNoumydGgGH613kXTmc5kCbXuru3-8RcJlMMnoLlag/s400/proklamasi.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5505863783176508050" /></a><br />Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, atau 17 Ramadan 1365 Tahun Hijriah dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.<br /><br />Isi Teks Proklamasi<br /><br /><br />Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:<br />Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.<br />Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan<br />dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.<br />Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05<br />Atas nama bangsa Indonesia.<br />Soekarno/Hatta<br />Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.<br /><br />Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional<br />Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.<br />Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.<br />Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.<br />Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.<br />Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-64803045379113142412010-08-14T21:04:00.001+07:002010-08-14T21:04:08.685+07:00KEGIATAN SELAMA RAMADHANKegiatan pembelajaran selama Bulan Ramadhan dimulai pukul 07.30 WIB dan diawali dengan tadarus Al Qur'an selama 15 menit.<br />KBM dilaksanakan selama kurang lebih 3 minggu. Dan pada minggu ke-3 akan diadakan kegiatan pesantren kilat yang wajib diikuti semua siswa. Selama 1 minggu kegiatan pesantren kilat ini diisi dengan beberapa kegiatan seperti : tadarus Al Qur'an, sholat dhuha, kuliah dhuha, kuliah ashar, ceramah keagamaan, peringatan Nuzulul Qur'an, pembagian hasil infaq dan shodakoh siswa dan guru yang dikumpulkan setiap hari kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu.<br />Selain kegiatan tersebut juga ada kegiatan buka bersama dan sholat tarawih bersama siswa dan guru. Dan akhir kegiatan pesantren kilat ini ditandai dengan pembagian zakat fitrah bagi warga sekolah (siswa) yang kurang mampu.<br />Tujuan kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seluruh warga sekolah baik siswa maupun guru. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan dan didukung sepenuhnya oleh semua guru dan seluruh siswa.SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-91551730496147883282010-08-14T20:41:00.004+07:002010-08-21T08:37:54.855+07:00MARHABAN YA RAMADHANAlhamdulillahi robbil 'alamiin....<br />Puji syukur kehadirat Ilahi robbi yang telah mempertemukan kita semua dengan bulan yang suci ini, bulan yang penuh rahmat, barokah, dan ampunan.<br />Keluarga besar SMP Negeri 1 Talang <span style="font-weight:bold;">mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa<span style="font-style:italic;"></span></span>, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, barokah, dan ampunan kepada kita semua dan semoga seluruh amal ibadah kita mendapat pahala dari Allah SWT.<br /><br />“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama"<br /><br />Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.<br /><br />Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.<br /><br />Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.<br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.<br /><br />Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.<br /><br />(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)<br /><br />Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.<br /><br />Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.<br /><br />Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.<br /><br />Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.<br /><br />Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”<br /><br />(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-71272068362514079612010-06-07T16:22:00.001+07:002010-06-26T11:49:34.770+07:00PPDBPendaftaran Peserta Didik Baru SMP N 1 Talang akan dimulai tanggal 28 Juni 2010 sampai 2 Juli 2010 dari jam 08.00 - 12.00 kecuali hari jum'at sampe jam 11.00 dengan syarat-syarat:<br /><br />1. Peserta datang sendiri ke SMPN 1 Talang.<br />2. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).<br />3. Menyerahkan Foto kopi ijazah / STTB yang dilegalisir.<br />4. Menyerahkan asli STK / STL / SKHUNBN.<br />5. Menyerahkan NISN SD / MI.<br />6. Menyerahkan pas Foto hitam putih 3x4 sebanyak 2 lembar.<br />7. Piagam kejuaraan minimal tingkat kecamatan<br />8. Stopmap disediakan oleh koperasi sekolah.<br /><br /><br />Pengumuman tanggal 6 Juli 2010 di SMPN 1 Talang pukul 09.00.<br />Daftar ulang tanggal 7 Juli 2010 pukul 08.00 - 12.00 dan tanggal 8 Juli 2010 pukul 08.00 - 12.00.<br />Tanggal 9 Juli 2010 pembagian kelas.SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4592615207929923426.post-54828147076262955152009-04-25T10:55:00.001+07:002010-08-16T11:29:33.633+07:00WAJAH SMP NEGERI 1 TALANG<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu397HY2rDWzWd7RoOz1D8cXYm0yaFV-PgUqUFmwgdw7vnRpaLL-ncJiDHgeKtt85FF79u_TeS2vtovmwF1beUmhj-rKDC8HPWPP_zGTpoAoHYdqOZi93zc4yuTErXoWHtEiIIYIXD3f8/s1600-h/Foto0016[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5328474182510008434" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu397HY2rDWzWd7RoOz1D8cXYm0yaFV-PgUqUFmwgdw7vnRpaLL-ncJiDHgeKtt85FF79u_TeS2vtovmwF1beUmhj-rKDC8HPWPP_zGTpoAoHYdqOZi93zc4yuTErXoWHtEiIIYIXD3f8/s320/Foto0016%5B1%5D.jpg" border="0" /></a><br /><div></div><br /><br /><br />SMP Negeri 1 Talang yang terletak di Kecamatan Talang, tepatnya di Desa Pesayangan Telp. ( 0283 ) 3447443 Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah dengan berbatasan : <br />Sebelah Barat : Kantor Kecamatan Talang<br />Sebelah Utara : Sawah milik Masyarakat<br />Sebelah Timur : Jalan umum Ds. Pesayangan dan Dukuhmalang<br />Sebelah Selatan : Jalan Projosumarto II Talang<br />Letak SMP Negeri 1 Talang yang sangat strategis yang berdiri di tepi jalan Projosumarto II memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi sekolah yang bermutu.<br />Talang merupakan kecamatan yang berbasis perdagangan dengan tanah yang subur, dan berkembang sebagai kota industri kecil dibidang konveksi. Dari data statistik, masyarakat sekitar wilayah operasional pada umumnya sebagai pedagang kecil, petani yang memiliki taraf kehidupan dengan penghasilan sekitar Rp 600.000,00 sampai Rp 3.000.000,00 per bulan. Tingkat pendidikan masih rendah, yaitu mayoritas setingkat SMP. Di samping itu ada sebagian kecil PNS dari Guru dengan pendidikan sarjana (S1) bahkan pascasarjana ( S2 ).<br />Di Kecamatan Talang terdapat tiga SMP Negeri, tiga MTs Swasta, dua SMP swasta dan ditambah Satu SMK Swasta, Swasta, serta satu SMA Swasta. Sebagai calon input, di Talang terdapat 42 SD dan 5 Madrasah Ibtidaiyah.<br />Tingkat kepercayaan masyarakat kepada SMP Negeri 1 Talang cukup besar. Hal ini ditunjukkan oleh rasio siswa yang diterima dan pendaftar dari tahun ke tahun semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi SMP Negeri 1 Talang cukup tinggi.SMP NEGERI 1 TALANGhttp://www.blogger.com/profile/06941188847725302557noreply@blogger.com3